RSS

Trip to New York in Spring Break 2012

20 Feb

17-25 March 2012

Well, actually this was a two-year-ago trip, but I try to recall it back, so that it will still be kept in my memory, and becomes an inspiration to have another trip… “Merantaulah agar kau tahu siapa yang kau rindu dan kemana engkau harus pulang” (Negeri 5Menara)

Sebenarnya susah juga sih menuliskan sesuatu yang terjadi hampir dua tahun yang lalu, tapi berhubung dulu sudah pernah bertekad untuk menuliskannya, agar tetap menjadi sesuatu yang memorable, terlebih lagi, sebelumnya saya membaca blog teman, mengenai petualangannya mengelilingi Amrik dengan bus Greyhound, yang sebenarnya sebelum spring break sudah saya pertimbangkan, tapi tidak jadi, ok deh, saya tuliskan sekarang that unforgettable trip.

Sebelum menulis mengenai pengalaman saya di NYC, pernah saya feeling annoyed, ketika ada teman berkomentar, “kamu udah pernah kesana kemari di Amrik, tapi apa kamu nggak ada keinginan buat ke tanah suci?”. For me that’s a silly question. of course all moslems want to go there, but no need to tell everybody about it. Going abroad by scholarship is different with going to Mecca for pilgrimage. Itu adalah sesuatu yang berbeda, perlu usaha yang berbeda pula, dan mestinya dilakukan bersamaan, bukan yang mana yang harus dilakukan duluan atau yang mana yang disukai untuk dilakukan duluan. Pastinya, pergi ke Amrik ini 100% gratis, bukan karena hadiah atas apapun, tapi karena ada usaha untuk mendapatkannya, jadi kalau sudah mendapatkannya, why not?

Dan ada juga yang secara terus terang berkomentar “Amrik kan anteknya Yahudi, bahkan smua muslim mengecam negara itu, sgala produk2nya, kebijakannya, dan orang2nya, kok kamu mau-maunya pergi kesana, apa kamu nggak khawatir akan berubah, karena di brainwash disana?”. Aduh, susah juga menjelaskannya kalau udah masalah ini. Orang-orang dengan pemikiran semacam ini akan susah didebat. Saya ngomong dengan dalih apapun, susah juga diterima oleh orang ini. Ok just forget it. The point is, I’m an English teacher, I want to improve my English in the community where English becomes the first language. I want to broaden my knowledge about other countries’ cultures, I want to know the life there, and so on, and so on, that’s it. Kalau saya bisa melakukannya dengan gratis kenapa enggak sih.. So just forget about that, and let’s focus on my Spring break trip in New York ๐Ÿ˜€

Sebenarnya rencana Spring break mau kemana sudah jauh-jauh hari ditanyakan oleh administrator kami di OIPS UAH (Office of International Program Services, University of Alabama in Huntsville),sebenarnya sih agar kami bersiap-siap saja, punya rencana mau kemana, berhubung ketika spring break sekitar 2 minggu itu campus dorm biasanya kosong, kalau kita tinggal disitu adanya malah tersiksa, karena harus bayar biaya tambahan. Kantin, library, health center tidak ada yang buka, jadinya bisa mati kelaparan di dorm. :p Selain itu, kami juga harus melakukan pemesanan tiket pesawat atau bis bagi yang ingin bepergian jauh, mengingat biasanya harga tiket bisa melambung tinggi ketika libur tiba. Tapi sayangnya saya dan teman-teman masih pada bingung mau pada kemana. Setelah melalui berbagai survei dan surfing di internet, akhirnya saya dan beberapa teman wanita memutuskan pergi ke New York. That’s one of my destination places to be visited in USA ๐Ÿ˜€ ย Untuk melakukan perjalanan kesana bersama teman-teman ILEP ternyata tidak mudah, beberapa pengen pergi dengan bis, yang notabene lebih murah, sekitar $250 round trip, tapi stelah diberi tahu perjalanan ke NY akan memakan waktu sekitar 30 jam, waaa, akhirnya saya nyerah deh, gak bisa bayangin gimana pegelnya badan nantinya, apalagi ditambah setelah itu kan mau visiting here and there secara estafet di NYC, jadi saya putuskan untuk naik pesawat saja, meskipun harganya lumayaan, bikin kanker yaitu $330an lah, round trip. Eh tapi harga segitu, kalau dibanding harga Greyhound yang $250 untuk perjalanan 30 jam, lumayan murah lho. Oke akhirnya saya berempat, dengan teman dari india, afsel, dan senegal, mutusin pake pesawat, sedangkan 2 teman dari Bangladesh pakai Greyhound bis. Sedangkan teman dari Afsel dan India akan menginap di temannya teman saya yang dari India tersebut (bingung kan..), saya dan teman dari Senegal akan menginap di rumah saudaranya temen saya yang dari Bangladesh, jadi nanti kita janjian ketemuan setelah kita berada di NY. Jadi pada hari H, semua kumpul deh untuk depart ke NY lewat Huntsville-Atlanta-La Guardia airport NY. (itu yang tertera di ticket, karena pada kenyataannya flight kita ternyata dialihkan, karena sesuatu dan lain hal..)

Nah seperti yang saya tuliskan tadi, rute yang tadinya dari Huntsville-Atlanta, Georgia-La Guardia New York, kemudian, setelah beberapa jam kami menunggu di Huntsville airport, ada pemberitahuan kalau flight akan dialihkan dari Huntsville ke Detroit. Michigan baru ke New York. Okelah no problem, akhirnya sambil menunggu pesawat yang akan membawa kami ke Detroit, kami sarapan dulu di bandara Huntsville. Sebenarnya saya ketir-ketir, meskipun sudah janjian ketemu di New York dan dibekali dengan alamat saudaranya di New York oleh teman Bangladesh saya, tetap saja saya merasa khawatir, bagaimana kalau alamatnya tidak ketemu mengingat kota New York adalah kota yang sama sekali asing bagi kami.

Perjalanan dari Huntsville ke Detroit ditempuh sekitar 2 jaam, sedangkan dari Detroit ke New York sekitar 1 jam. Dan, sama seperti perjalanan saya dulu ketika baru tiba di Amrik, dari Washington DC ke Huntsville memakai Delta airline. Jangan bayangkan pesawat ini seperti Garuda atau United Airlines, karena Delta adalah pesawat antar state, kecil dan berisik. Saya selalu takut memakai Delta, karena kecil, seperti pesawat perang. ๐Ÿ˜€

DSC01662

at Huntsville Airport

DSC01666

La Guardia Airport

Saya baru tahu ternyata Detroit adalah salah satu kota terbesar di Amrik, bandaranya pun besar, dan termasuk center dan tempat transit flight dari bandara-bandara lain. Sepengatahuan saya, Detroit adalah kota industri terbesar di Amrik. Setiba di La Guardia Airport, kami berempat sempat bolak balik, kebingungan, karena bandara yang cukup besar juga. Menelpon sana sini, karena teman Bangladesh saya ternyata tidak bisa dihubungi. Ya sudahlah, akhirnya kami berempat terpisah jadi dua. Dua teman dari Afsel dan India, akan ke Newark, New Jersey ke tempat temannya, dan saya bersama teman dari Senegal akan naik taksi mencari alamat saudaranya teman dari Bangladesh di daerah Jackson Height. Akhirnya dengan ketidakpastian apakah bisa menemukan alamat tersebut tanpa teman dari Bangladesh, dan mengesampingkan akan keterkejutan si empunya rumah, melihat ada orang tidak dikenal datang, akhirnya kami berdua naik taksi ke daerah yang ternyata tidak begitu jauh dari La Guardia Airport tersebut. Sopir taksinyapun sangat baik, karena meskipun tahu kami berdua non-American, sama sekali buta daerah New York, dia tidak berusaha menipu kami dengan muter-muterin taksinya seperti taksi2 di Jakarta. ๐Ÿ˜€ (Masih inget, pas mau ke kantor AMINEF di Jakarta dua kali teteeup aja yang namanya diputer2in sama B*ue Bird, jadi hal yang biasa, bahkan sampai habis ratusan ribu untuk jarak yang tidak terlalu jauh :D)

Nah sesampai di apartemen tujuan kami, kami bingung nih, cara masuknya gimana nih, ternyata pintu utama apartemen tidak ada satpamnya kayak di Indo, jadi orang2 masuk pakai semacam secret code, jadi hanya orang yang tahu secret code sajalah yang bisa memasuki gedung. Akhirnya kami memberanikan diri nanya sama orang yang masuk, gimana cara masuk apartemennya sedangkan kami tidak tahu secret code-nya. Dan ternyata orang ini baik banget, dia memperbolehkan kami masuk bersama dia. ๐Ÿ™‚

Sesampainya di dalam apartemen, dan menemukan nomor kamar yang dituju, kami masih ragu2 untuk masuk, karena was-was, gimana nih si empunya rumah, mau menerima kami apa enggak, sedangkan kami sama sekali belum kenal, tapi ya sudahlah akhirnya kami beranikan diri mengetuk pintu dan masuk. Ternyata tuan rumah saudaranya teman kami tersebut baiiiik banget Alhamdulillah. Dia adalah Bangladeshi yang sudah sekitar 25 tahun tinggal di New York. Di apartemen yang lumayan kecil tersebut dihuni oleh Bapak, Ibu, dua anak perempuan yang manis2, nenek, dan kakek. Si Bapak mempunyai toko tidak jauh dari apartemen, si Ibu adalah aktifis perempuan di semacam NGO di NY, nenek dan kakek tinggal sepanjang hari di apartemen karena sakit. Ketika kami sampai di apartemen, 2 orang teman Bangladesh kami masih dalam perjalanan, dan baru beberapa jam kemudian sampai.

Day 1: 9/11 memorial, WTC and Ground Zero, Liberty Statue and Liberty Island

DSC01678

MTA Subway in Nw York heading WTC

DSC01704

walking to 9/11 memorial

DSC01753

liberty Statue in Liberty island

DSC01766

Lunch at the Liberty island

Saya blank masalah tempat, rute, dan bis/kereta yang bisa kami pakai untuk ke tempat-tempat diatas, tapi si Bapak Bangladesh memang sangat membantu sekali, memberikan kami bekal map untuk perjalanan kami, dan isinyapun bukan hanya mengenai informasi tempat-tempat di NY yang bisa dikunjungi, tapi mengenai rute bus dan subway yang bisa dipakai. Nah akhirnya dengan berbekal map tersebut, kami berangkat dari Jackson Height, yang ternyata merupakan area komunitas non-American dan muslim terbesar di NY, menuju ke WTC dan 9/11 memorial. Ini adalah pengalaman pertama naik subway (kereta bawah tanah), karena di Huntsville tidak ada subway. Fantastic, karena ternyata, aktifitas transportasi bawah tanah sangatlah padat, pantesan saja transportasi diatas tanah tidaklah seperti di Jakarta, yang super macet.( Bisa nggak yaa, suatu saat Indonesia, terutama Jakarta punya Subway seperti itu, biar nggak macet ๐Ÿ˜€ ย ). Anyway, untuk naik Subway, kami harus beli kartu MTA (Metro TRansportation Association), ya smacam kartu gesek untuk masuk, tarif sekali naik $2.5, kita bisa beli persatuan untuk sekali naik, atau misal $10, untuk beberapa kali naik.

Setelah sampai di 9/11 Memorial, kami ikut antrian untuk masuk ke ground Zero yang sangaaat panjang melingkar-lingkar, tapi orang-orangnya sabar-sabar saja tuh. Saya bayangkan kalau di Indo pada saling serobot dan dorong ๐Ÿ˜€ Ground zero ini adalah tempat terjadinya serangan bom 11 September yang menewaskan banyak orang, sedangkan WTC, sudah di bangun kembali dengan gedung yang super duper megah. Tidak jauh dari ground zero, adalah museum 9/11 didalamnya berisi foto-foto kenangan pengeboman, dan juga berbagai suvenir. Saya agak nggak PD juga sih, mengingat saya berjilbab, jangan-jangan orang-orang pada gimana gitu, menganggap saya bagian dari teroris itu, tapi ternyata enggak juga. Orang-orang tidak ada yang melihat saya dengan pandangan aneh, cuek-cuek saja tuh,ย saya saja yang terlalu GR, ๐Ÿ˜€

Setelah puas berfoto-foto di museum 9/11, WTC, dan ground zero, akhirnya kami cari subway station lagi menuju ke Staten Island, untuk visit Liberty Statue. Kalau dihitung-hitung mungkin pengeluaran untuk naik subwaylah yang paling besar selama di NY. Bayangkan saja sekali naik $2.5, padahal sehari bisa naik 5-6 kali, dan kami berada di NY selama 8 hari. tapi dibandingkan kalau naik taksi, naik subway inilah yang paling terjangkau. sistemnyapun seperti busway di Jakarta, kalau kita perlu connecting subway, hanya pindah subway saja tanpa perlu bayar lagi.

Sesampai di subway station stop, kami berjalan cukup jauh untuk sampai di New York harbor. Kalau sebelumnya di Indonesia saya jarang sekali jalan kaki, di Amrik jalan kaki jauh adalah makanan sehari-hari (that’s why mungkin ktika di Amrik saya sehat terus tidak pernah masuk angin sekalipun kali ya :p). Dan ternyata untuk menyeberang ke Liberty Island dimana patung liberty yang merupakan simbol freedom negara Amerika Serikat itu berada, kami harus lagi-lagi mengantri cukup panjang. ada beberapa pilihan menuju kesana, memakai cruise, yang cukup mahal, atau memakai ferry seharga sekitar $13. Yaudah, berhubung harus mengirit seirit mungkin, kami memutuskan ke Liberty Island dengan Ferry. Sekitar 30an menit di Ferry, sampailah kami di patung Liberty yang fenomenal tersebut. Kata orang, belum lengkap rasanya kalau ke Amrik tanpa berfoto dengan Liberty Statue. jadilah kami berfoto-foto disana. Dan setelah berkeliling pulau, makan sore, dan membeli suvenir di liberty island (saya beli jam meja liberty yang bagus dan mahal seharga $25, pdahal kalau beli di chinese shop cuma $10 ) setelah menjelang sore, kamipun pulang dengan ferry, lanjut ke Jackson Height dengan subway.

Day 2: Central Park Manhattan, New York Museums, China Town, Little Italy, Times Square &Broadway.

DSC01941

Times Square

DSC01908

Ripley

DSC01902

NYPD

DSC01889

@chinatown

DSC01882

Central park Manhattan

DSC01872

Central Park Manhattan

DSC01849 DSC01840 DSC01823 DSC01813 DSC01766

Hari kedua ini, diawali dengan tidak begitu mengenakkan, gara-gara temen saya yang dari senegal ngotot mau tinggal di apartemen temannya di Manhattan, padahal sepertinya there’s something wrong with her friend, sudah tahu temannya mau datang dan tinggal di apartemennya hari itu, tapi setiap dihubungi susaah sekali. Akhirnya kamipun mengantarkannya mencari apartemen temannya tersebut. Untung saja ketika kami sampai di apartemennya, temannya teman kami tersebut baru saja datang dari kantornya. Akhirnya kami meninggalkan teman kami tersebut di partemen temannya, dan bilang untuk segera menghubungi kalau ingin ke Jackson Height. Anyway lanjuut ke trip selanjutnya..

Destinasi pertama kami hari kedua adalah Central Park, Manhattan. Manhattan adalah bagian kota New York. Saya pikir New York sebesar kota Jakarta, tapi ternyata tidak juga. Kotanya kecil, teratur, tidak macet, karena transportasi hampir semuanya ada di bawah tanah. Yang menarik dari New York adalah adanya sightseeing bus, dengan double deck bus, dan berbagai fasilitas city tour lainnya. Sedangkan di central park Manhattan sendiri, ada kereta kuda mirip andong, tapi lebih bagus dna dihias bunga2 cantik, dan sopirnya bule, sehingga lebih mirip kereta kudanya kerajaan inggris ๐Ÿ˜€ selain itu juga ada park tour dengan sepeda ontel, didepan sepeda ontel ada tempat duduknya semacam becaklah kalo di Indo, bedanya lagi, yg nggenjot bule, sehingga nuansanya beda ๐Ÿ˜€ Di Central Park sebenarnya tidak banyak yang bisa dilihat, hanya pohon-pohon yang kering, karena masih winter, dan beberapa cherry blossom yang mulai berbunga, karena sudah mau masuk spring. Dan yang pasti acara ke Central Park ini bener-bener bikin gemporrr, bagi saya yang jarang jalan ini, karena harus mengelilingi taman kota yang super duper luasss ๐Ÿ˜€

Akhirnya setelah menyeberangi dan memutari central park yang luas itu, kami sampai di Metropolitan Museum of Art, kalau tidak salah namanya. Tapi sayangnya entah karena alasan apa, museum tutup, akhirnya kami jalan kaki lagi menuju museum yang lain, American Museum of Natural History. Konon, museum ini adalah slah satu tempat shooting film /night at the Museum, tapi entah benar atau tidak ๐Ÿ™‚ Dimuseum ini kita bisa melihat konservasi kupu-kupu, tengkorak dinosaurus dll. Untuk hal-hal seperti ini saya sebenarnya tidak begitu tertarik :D, jadi akhirnya kami keluar, dan karena lelah seharian jalan kaki, kami memutuskan naik taksi ke china town dan little Italy.

Ketika berada di China town, saya sangat heran, karena saya serasa berada di China beneran. Orang-orang tidak berbicara dengan Bahasa Inggris, kebanyakan saling berbicara dengan Bahasa China, dan ketika saya membeli beberapa souvenir disana, har-harganya murah-murah sekali dibandingkan dengan harga di toko-toko biasa. Misal saya membeli satu dosen/12 key holders, yang kalau beli di toko-toko biasa satu sekitar $3-4, di China town 12 biji, $6 saja, murah kan ??

Setelah jalan kaki cukup jauh d China town, kami melewati Little Italy yang terkenal itu. Memang benar, tata letaknya hampir seperti kota-kota di Italy yang saya lihat di TV, di pinggir2 jalan, ada kafe-kafe, restoran2 kecil, dan pastinya orang-orang Eropa yang sedang nongkrong-nongkrong. Setelah itu kami sampailah di semacam Indian shops, dimana toko-toko itu rata-rata milik orang India dan Bangladesh. Kami juga mampir sebentar di toko dimana Kajol, saudaranya Bapak-Ibu Bangladesh tempat kami tinggal, bekerja. Disana, kami ketemu dengan pemiliknya, dan menanyakan transportasi menuju ke Niagara Falls. Dia mengatakan, bahwa memakai Bis China MegaBus adalah pilihan terbaik karena kami bisa mendapatkan setengah harga dari tarif bis kebanyakan. Entah logikanya dari mana.

Setelah itu, destinasi terakhir kami hari ini adalah times Square, Madame Tussaud, dll di Broadway. Sayang sekali ketika sampai di Madame Tussaud, yaitu museum wax yang terkenal itu, kami tidak bisa masuk, sudah tutup, entah tutupnya jam berapa. Kamipun juga tidak bisa ikut melihat pertunjukan opera di Broadway, karena tiket harus dipesan jauh hari. Akhirnya kamipun berjalan-jalan saja menyusuri jalanan di Broadway, berharap siapa tahu bertemu dengan artis Amrik terkenal disini ๐Ÿ˜€ dan juga berfoto-foto dengan NYPD. Dan akhirnya hari kedua di NYC kami akhiri di Times Square, tempat dimana,tahun baru di seluruh dunia dirayakan disini.

To be continued untuk Petualangan selanjutnya di NYC hari berikutnya ๐Ÿ™‚

 
3 Comments

Posted by on February 20, 2014 in ILEP activities

 

3 responses to “Trip to New York in Spring Break 2012

  1. greatpersie

    March 6, 2014 at 10:33 pm

    hihihi ditunggu sambungannya ya ๐Ÿ˜€

     
  2. Yuni Yunita

    May 28, 2014 at 6:13 pm

    What an interesting trip! Salam Kenal, mbak…

     
  3. di

    August 20, 2015 at 10:49 pm

    wah, udah pernah ke NYC ya? udah pernah ke negara mana lagi mbak? Ga usah dengerin haters will hate.. ๐Ÿ˜‰ baca pengalaman saya ke NYC jg ya.. baru part 1 sih, blm sempet nulis part 2 nya.. http://www.difagrance.com/blog/2015/7/14/new-york

     

Leave a comment